Komposisi merupakan suatu hal yang mutlak untuk suatu karya yang akan kita hasilkan . Pada dasarnya komposisi itu adalah “mengatur” sedangkan naluri mengatur itu sudah ada pada diri manusia sejak kanak kanak. Dari sini jelas bahwa setiap manusia mampu membuat komposisi, hanya saja yang membedakan hanya wawasan pengetahuan dan latar belakang.
Komposisi dalam Fotografi adalah suatu susunan dari lambang lambang Fotografi yang dibentuk dari unsur- unsur gambar meliputi : Cahaya, Warna, Kontras, Tekstur, Ruang ketajaman, Gerakan, Garis , yang diatur dalam suatu format.
Komposisi ini baru mempunyai arti dan dapat dinilai baik atau kurang baik, bahkan kurang enak jika dibatasi ruang tertentu. Oleh karena itu dalam hubungannya dengan gambar, dikatakan bahwa komposisi tergantung pada batasan gambar, panjang dibanding lebar.
Komposisi yang mana gambar disampaikan kepada audience, merupakan media yang sangat penting. Komposisi ini tidak bisa lepas dari pada tehnik penyajian dan pengolahan gambar, dan lebih dari itu komposisi memerlukan tinjauan rasa yang peka yaitu sebagai “Artistik felling”.
Kemudian untuk lebih mengetahui tentang seluk beluk komposisi akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Cahaya.
Cahaya merupakan sarana yang penting dalam Fotografi, dan perlu diperhatikan oleh Fotografer dalam mengolah gambar. Ini disebabkan karena cahaya memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan menampilkan bentuk yang berbeda-beda yang dapat dipilih untuk menciptakan pengaruh yang khas.
Cahaya memiliki ciri dasar yang penting yaitu :
– Kecerahan cahaya.
Ialah ukuran kuatnya cahaya. Kekuatan inilah yang menentukan lamanya penyinaran dan mempengaruhi kesan pada gambar. Dengan demikian bila misalkan kekerasan dan kecemerlangan merupakan ciri khas mutu gambar, maka hendaknya dibuat lebih kontras dan cemerlanng
– Warna cahaya.
Warna cahaya ini sangatlah penting, karena pengaruhnya terhadap pengungkapan warna pada transparansi film berwarna.
Fungsi cahaya :
– Cahaya melambangkan isi dan kedalaman. Di sini cahaya mampu menciptakan khayalan tiga dimensi.
– Cahaya menentukan suasana gambar. Pada gambar yang mengandung perasaan, cahaya diperlukan sebagai sarana untuk pengungkapan perasaan.
– Cahaya menciptakan pola pada warna hitam putih.
b. Warna.
Warna adalah gejala Psikofisik yang dipengaruhi oleh cahaya. Dalam arti lain warna dari suatu benda tidak akan terlihat bila tidak ada cahaya yang meneranginya. Dalam Fotografi campuran-campuran dalam warna cahaya adalah menjelaskan keadaan temperatur warnanya, temperatur warna dinyatakan dalam Kelvin (K) yaitu satuan keilmuan yang bersifat Internasional tentang ukuran temperatur warna Sedangkan pengaruh kejiwaan dari warna sangat berhubungan erat dengan pribadi dan pengalaman subyektif.
Misalkan warna yang sangat jenuh menciptakan kesan bersemangat, agresif, kejantanan. Warna pastel yang pucat menciptakan kesan matang, penuh pikiran. Warna terang berkesan senang, gembira, Warna gelap berkesan bersungut, mahal, dan suram.
Cara pengungkapan warna yang baik :
– Warna diungkapkan sesuai dengan alam seperti pada cahaya putih siang hari.
– Warna diungkapkan seperti warna obyeknya saat gambar dibuat.
– Pengungkapan warna dapat baik walaupun warna obyeknya nyata dicemarkan.
c. Kontras.
Kontras adalah perbedaan yang sangat besar dari satu nada dengan nada yang lain. Kontras ini dapat dikurangi dengan menempatkan nada nada tengah (Halftone). Pengaturan kontras dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Adapun pengaturan kontras itu dapat dilakukan dengan cara :
– Mempengaruhi kontras obyeknya (dengan tehnik pencahayaan).
– Memilih jenis film (film kontras atau lunak).
– Mempengaruhi pada saat pengembangan ( memilih jenis obat keras atau lunak, menaikturunkan suhu obat, memperpanjang atau memendekkan waktu pengembangan ).
– Memilih gradasi kertas cetak (gradasi lunak atau keras).
d. Ruang ketajaman (Dept of field)
Ialah daerah diantara depan dan belakang obyek yang masih terekam tajam. Fungsi ruang ketajaman ini adalah mengaburkan hal yang dianggap perlu dan menonjolkan hal yang dianggap perlu pula.
Mengenai jarak ruang ketajaman ini bisa dicapai melalui :
– Jarak Pemotretan.
Semakin jauh jarak obyek maka ruang ketajaman semakin luas, demikian sebaliknya semakin dekat dengan obyek maka jarak ruang ketajaman semakin sempit.
– Bukaan Diafragma.
Semakin besar nilai diafragma ( bukaan kecil) maka semakin luas pula ruang ketajaman. Semakin kecil nilai diafragma (bukaan besar) maka semakin sempit ruang ketajamannya.
– Jarak Focus lensa.
Semakin pendek jarak focus lensa maka semakin luas jarak ruang ketajaman. Semakin panjang jarak focus lensa maka semakin sempit jarak ruang ketajamannya.
e. Tekstur.
Ialah permukaan benda yang disajikan secara tepat pada gambar, sesuai dengan aslinya. Kemudian untuk mengutarakan tekstur dapat dicapai dengan:
– Penggunaan cahaya yang tepat.
– Pencahayaan film dengan baik.
– Pengaturan yang cocok dengan pemilihan kertas yang sesuai.
f. Gerakan.
Gerakan ialah perubahan pada ruangan, yang secara otomatis membutuhkan waktu. Jika gerakan yang sangat cepat diabadikan dengan kecepatan rana rendah, maka gambar yang disajikan akan kabur/buram. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa buram merupakan lambang dari gerakan.
Tingkat gerakan :
– Kecepatan rendah.
Pada kecepatan ini, kesan adanya gerakan tidak perlu dinyatakan, karena bukan ciri dari obyeknya.
– Kecepatan sedang. Obyek biasa dikenali walau obyek diam.
– Kecepatan tinggi. Obyek sama sekali nampak buram, bahkan tidak kelihatan.
Tehnik Pencahayaan
Secara umum pengertian tehnik yaitu sesuatu yang berhubungan dengan kemampuan, kecakapan, ketrampilan untuk mengerjakan sesuatu disertai dengan pengertian yang betul tentang prinsipnya. Suatu karya seni akan mempunyai mutu dan nilai jika ada ketepatan gaya, tehnik , bentuk jiwa dan fungsi.
Unsur yang paling utama dalam Fotografi adalah cahaya. Pencahayaan ini merupakan salah satu yang masuk kriteria dalam Komposisi Fotografi. tentang tehnik pencahayaan tersebut disebutkan.
a. Berdasar sumbernya :
– Cahaya alam.
Yaitu cahaya yang berasal dari alam seperti cahaya matahari, api, bintang dan bulan.
– Cahaya buatan.
Yaitu cahaya yang dibuat oleh manusia seperti cahaya lampu kilat (flash), lampu pijar ( flood ), dan lainya.
b. Berdasar fungsinya
– Main Light
Yaitu cahaya utama atau cahaya pokok yang berfungsi untuk mewujudkan sebuah foto.
– Fill light
Yaitu cahaya yang berfungsi untuk membantu cahaya utama atau sebagai cahaya pengisi untuk mewujudkan bidang.
– Effect light
Yaitu cahaya yang digunakan untuk menimbulkan effect tertentu pada obyek.
c. Berdasar sifatnya
– Hard light
Yaitu cahaya yang sifatnya keras atau kasar, dan biasanya cahaya ini datang langsung dari sumbernya.
– Soft light
Cahaya yang mempunyai sifat lembut atau halus, karena cahaya datangnya tidak secara langsung tapi lewat pantulan, tersaring atau lewat lapisan-lapisan tertentu
d. Berdasar posisinya
– Front light
Yaitu sumber cahaya yang arahnya dari depan, frontal ke bidang obyek, sehingga detail dari bidang obyek akan nampak jelas, tetapi biasanya akan menimbulkan efek yang datar atau kurang berdimensi.
– Back light
Yaitu sumber cahaya yang arahnya dari belakang obyek. Cahaya semacam ini akan menimbulkan efek yang memisahkan obyek dengan latar belakang dan menimbulkan kesan pantulan yang mengkilat pada daerah pinggir obyek.
– Side light
Yaitu sumber cahaya yang datangnya dari samping obyek yang akan menimbulkan efek dimensi atau gelap terang yang nyata pada obyek. Selain itu juga akan menimbulkan detail tekstur pada obyek dengan baik Sumber cahaya yang datangnya dari atas obyek, yang akan menimbulkan efek dimensi yang dramatis.
– Low light
Yaitu sumber cahaya yang datangnya dari bawah obyek, yang akan menimbulkan kesan seram/ dramatis.
Tehnik Posisi Wajah dan Tubuh
Setelah diutarakan tentang tehnik pencahayaan tadi maka dalam melakukan pengambilan gambar yang memerlukan model manusia, terdapat beberapa dasar pose-pose/ posisi wajah dan tubuh agar model tidak terlihat kaku dan lebih terarah.
a. Posisi MUG + Paramount shot (0 derajat)
Posisi ini menampakkan keseluruhan anggota tubuh bagian depan seperti kedua telinga dan kedua tangan, pada posisi ini jarang sekali digunakan untuk foto seni, tapi malah sering digunakan untuk foto-foto seperti KTP, SIM dll.
b. Posisi 7/8 (1-15 derajat)
Pergeseran wajah dan tubuh pada posisi ini sangat sedikit sekali, tapi bila diamati pada salah satu telinga akan nampak sedikit terlihat.
c. Posisi ¾ (16-89 derajat)
Posisi ini merupakan kelanjutan dari posisi 7/8 dan yang dapat kita rasakan adalah bentuk wajah yang terlihat semakin artistik dan juga terlihat lebih kurus. Posisi ini ditandai dengan tidak tampaknya salah satu telinga dan posisi badan terlihat agak menyamping.
d. Posisi Profile (90 derajat)
Posisi ini ditandai dengan wajah dan tubuh yang menyamping pada salah satu sisi. Biasanya posisi ini akan lebih menarik bila model berhidung mancung dan memiliki bulu mata yang panjang.
Tehnik Pengambilan Gambar
Telah disebutkan tentang tehnik dasar pencahayaan dan pose model. Maka tahap selanjutnya yaitu melakukan pengambilan gambar, oleh karena itu diperlukan beberapa tehnik dasar untuk menggunakan kamera dalam merekam gambar yaitu :
a. Show action
Yaitu tehnik perekaman gambar yang mempunyai kesan bahwa obyek yang diambil tersebut bergerak, meliputi :
– Gerak berlawanan, Yaitu gerakan kamera dengan arah berlawanan dari gerak obyek sehingga menyebabkan latar belakang dan latar depan kabur sedangkan obyek masih terlihat.
– Gerak kanan-kiri atau sebaliknya, Yaitu gerakan kamera mengikuti gerakan obyek sehingga mengakibatkan latar belakang kabur obyek tetap terekam tajam.
– Gerak dari atas ke bawah atau sebaliknya, Yaitu gerakan kamera yang dilakukan dari atas ke bawah atau sebaliknya.
b. Close up
Yaitu perekaman gambar dengan mengambil posisi secara dekat. Gambar yang dihasilkan nampak besar, sehingga detail dari obyek
tersebut nampak sekali. Tehnik ini bisa dilakukan dengan mendekat pada obyek menggunakan lensa makro, atau bisa juga menggunakan= lensa tele.
c. Stop action
Yaitu tehnik perekaman gambar dengan mengambil obyek-obyek berkecepatan tinggi, sehingga kesan yang ditampilkan seakan akan obyek tadi beku oleh gerakannya.
d. Depth of field
Yaitu perekaman gambar dilakukan dengan membuka diafragma besar atau menggunakan lensa tele, sehingga ruang ketajaman antara depan obyek dan belakang obyek sangat sempit dan mempunyai kesan kabur tapi obyek yang tajam
e. Double expose
Yaitu tehnik perekaman gambar lebih dari satu kali dalam satu negatif, dalam arti lain yaitu peristiwa penyinaran terhadap film yang terjadi pada proses pemotretan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya hanya butuh satu frame saja.
f. Selektif focus
Yaitu tehnik perekaman gambar yang memberikan kesan kehalusan, kelembutan atau kecantikan. Dilakukan dengan memilih fokus yang memadai atau ketajaman mutlak ( klasifikasi sempurna ) tidak mempunyai kesan lembut, kemudian focus digeser sedikit ( out focus ) kearah maju atau mundur sehingga menghasilkan gambar yang lembut tapi obyek tetap tajam, bisa juga menggunakan filter soft atau diffuser.
g. Reproduksi
Yaitu membuat kembali obyek foto dengan cara memotret kembali foto yang telah tertuang pada kertas positif.
h. High angle shoot
Yaitu tehnik pengambilan gambar dengan memakai sudut yang tinggi atau Bird eye, sehingga didapat kesan dimensi yang lebih luas.
i. Low angle shoot
Yaitu tehnik pengambilan gambar dengan memakai sudut yang lebih rendah dari obyek, sehingga didapat kesan obyek yang megah dari sebenarnya.
Tehnik Proses Kamar Gelap
Setelah proses pengambilan gambar yang telah disebut di atas, maka tahap selanjutnya dinamakan Proses Kamar Gelap (Darkroom procces) dengan menggunakan bahan material kimia. Tehnik-tehnik Proses Kamar Gelap tersebut antara lain :
a. Cropping
Membuang sebagian dari gambar apakah itu bagian kanan, kiri atau atas, bawah. Hal ini terjadi kebanyakan karena format kertas tidak sesuai dengan format negatif, selain itu tehnik ini juga dipakai untuk tujuan tertentu.
b. Dodging dan burning
Dodging ialah menahan sinar dari alat cetak foto, sedangkan Burning ialah menambah waktu penyinaran pada bagian- bagian tertentu pada foto. Dodging dan Burning ini digunakan untuk mengatur nada-nada pada sebuah foto agar didapat komposisi nada yang seimbang.
c. Solarisasi
Pemindahan bentuk-bentuk rumit pada film Ortho, kemudian dicuci setengah jalan dan diberi penyinaran kembali, sehingga bagian-bagian yang belum berkembang terbakar sinar dan terbentuklah efek solarisasi.
d. Sabattier
Film yang sedang diproses bila diberi penyinaran kembali, maka bagian negatif yang pekat akan memberikan efek pada negatif normal, yaitu dengan meninggalkan sebuah celah atau garis pinggir putih pada pertemuan kedua area yang berlainan nada.
e. Sandwich
Didapat dengan menggabungkan antara dua frame negatif yang berbeda, sehingga didapat gambar yang bertumpukan atau sebagai pengisi gambar yang belum ada pada salah satu negatif.
f. Screen texture
Adalah sebuah lembar transparansi dengan bentuk tekstur yang banyak sekali macamnya. Penggunaan tehnik ini harus diperhatikan sedemikian rupa, sehingga nantinya obyek tidak hanyut dalam permainan tekstur.
g. Photograms
Adalah sebuah gambar dengan tehnik menempatkan benda-benda di atas kertas photo yang peka cahaya kemudian disinari, maka timbul gambar yang mempunyai kontur dari benda-benda yang disinari tadi.
h. Push Proccesing
Yaitu tehnik memroses film dengan menaikkan suhu obat atau memperpanjang waktu pemrosesan (menaikkan ASA film). Tujuan dari Push Proccesing ini adalah untuk mendapatkan hasil negatif yang normal, apabila pada waktu pemotretan didapat pencahayaan yang kurang (under expose).
i. Pull Proccesing
Yaitu tehnik memroses film dengan menurunkan suhu obat atau memperpendek waktu pemrosesan (menurunkan ASA film). Tujuan dari Pull Proccesing ini adalah untuk mendapatkan hasil negatif yang normal, apabila pada waktu pemotretan didapat pencahayaan yang berlebihan (over expose).